Thursday 16 November 2017

Kencing Berdiri Hukum Forex


. Gambar hiasan semata: az. irtc. org Tidak dibolehkan kencing berdiri, kerana ia bercanggah dengan sopan dan Etika yang Mulia, di samping mengelakkan diri daripada percikannya. Namun Jika diyakini aria kencing ITU Tidak memercik dan dapat dipastikan Tidak Akan terkena dirinya, Maka Tidak menjadi halangan baginya untuk kencing berdiri. Diriwayatkan dari Huzaifah ra yang menceritakan: 8220Suatu ketika Nabi SEGA singgah di Suatu Tempat pembuangan sampah berhampiran dengan Daerah Suatu kaum. Di situ, beliau membuang aria kecil Sambil berdiri. Melihat itu, AKU Segera pergi menjauh, tetapi beliau Malah berkata. Mendekatlah ke mari Aku gioco di parole Segera menghampirinya hingga berdiri berhampiran dengan tumitnya. Kemudian AKU melihatnya berwuduk dan menyapu kedua-dua khufnya.8221 (Riwayat Imam Bukhari dan Muslim) Petikan hadis di ATAS ini adalah untuk menunjukkan bahawa Harus kencing Sambil berdiri. Tetapi ia Bukan untuk menunjukkan kebiasaan Rasulullah SAW kencing Sambil berdiri. Kebiasaan Rasulullah ialah kencing Secara duduk. Imam An-Nawawi mengatakan kencing Dalam keadaan duduk Adalah Lebih Baik mengikutnya pandanganku, Namun Jika seseorang kencing Dalam keadaan berdiri, Maka ITU Juga tetap di bolehkan. Kedua-dua keadaan ini pernah dilakukan Oleh Rasulullah SAW. Ada sebahagian ulamak mengatakan bahawa hukum kencing berdiri Adalah makruh kecuali jika ada sebarang keuzuran. Menurut mereka perbuatan Nabi kencing berdiri Adalah kerana ada keuzuran Bagi Baginda, kemungkinan Susah Bagi Baginda untuk duduk pada ketika ITU memandangkan Tempat ITU ialah Tempat pembuangan sampah atau mungkin Juga Baginda mengalami sakit tulang belakang. Menurut Imam Syafie orang arabo jika mereka mengalami sakit belakang, mereka akan kencing berdiri. Di kalangan para sahabat sendiri terdapat khilaf tentang kencing berdiri. Terdapat riwayat menceritakan bahawa Saidina Umar, Ali, Zaid bin Tsabit, Ibnu Umar, Abu Hurairah dan Anas ra pernah kencing Sambil berdiri. Antara sahabat yang memakruhkannya Pula ialah Ibnu Mas8217ud dan diikuti Oleh Imam as-Sya8217bi dan Ibrahim bin Sa8217ad. Rumusan dari perbahasan kencing berdiri di ATAS, Maka hukumnya Adalah Harus jika orang tersebut mengalami kesukaran untuk kencing duduk. Manakala hukum makruh Pula jika orang tersebut melakukan kencing berdiri dengan sengaja dan ia Tidak mengalami apa-APA kesukaran dan musibah. Namun yang terbaik ialah kencing duduk Sambil. Ini Oleh ditegaskan Imam al-Ibnu Munzir. 8220Kencing Sambil duduk Lebih aku sukai. Namun kencing berdiri hukumnya Adalah Harus. Kedua-duanya ada Dalil dari Nabi SAW8221.Hukum Kencing Sambil Berdiri Kencing Sambil Berdiri Ustadz mau Tanya, di Bandara atau di centro commerciale, disediakan wc Praktis UTK kencing SMBL berdiri, apakah boleh kencing di wc YG seperti ITU Dari Hamba Allah Alhamdulillah era sholaatu wassalam 8216ala Rasulillah. Wa ba8217du. Mengenai kencing Sambil berdiri, hukumnya Adalah boleh. Namun dengan memperhatikan dua condizioni Costi berikut: Aman Dari terkena percikan najis. Aurat tertutup Dari pandangan. Syaikh Muhammad bin Sholih al 8216Utsaimin menerangkan,::. : 8220Kencing Sambil berdiri hukumnya boleh. Terlebih bila ada kebutuhan. Akan tetapi dengan dua condizioni Costi Pertama aman dari terkena najis, kedua aman dari orang pandangan lain.8221 (Syarah al Mumti8217 1115-116). Bila dikhawatirkan aria seni akan terpercik pada Pakaian atau Badan, maka Tidak boleh. Karena diantara sebab adzab Kubur, Adalah Tidak menjaga dari percikan aria kencing disebabkan Karena kecerobohan. Rasulullah shallallahu alayhi wa sallam bersabda,: 8220Sesungguhnya dua mayit ini Sedang disiksa, dan tidaklah mereka disiksa Karena perkara yang Susah ditinggalkan. Namun sesungguhnya ITU Adalah perkara besar Untuk yang Pertama, dia Suka melakukan adu Domba, Sedang yang kedua, ia Tidak menjaga diri dari kencingnya.8221 aria (Muttafaqun 8216alaih. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu8217anhuma). Demikian pula Aurat, wajib tertutup dari orang pandangan rimasto. Diriwayatkan dari Muawiyah bin Haidah radhiallahu anhu. Bahwa beliau bertanya kepada Nabi shallallahu alayhi wa sallam tentang auratnya Kapan wajib ditutup dan Kapan boleh ditampakkan. Kemudian Nabi shallallahu alayhi wa sallam bersabda, Jaga auratmu, kecuali untuk istrimu atau budakmu. (HR. Ahmad, Abu Daud, Turmudzi, Ibn Maja, dan dinilai Hasan Oleh Al-Albani). Adapun Dalil yang menunjukkan bolehnya kencing Sambil berdiri, hadis Adalah dari Hudzaifah bin Yaman radhiyallahu8217anh. beliau menceritakan,. 8220Nabi shallallahu alayhi wa sallam mendatangi Tempat pembuangan sampah Suatu kaum. Lalu beliau Buang aria seni dengan berdiri ditempat tersebut. Kemudian beliau meminta aria diambilkan. Aku bawakan untuk beliau aria, Lalu beliau berwudhu. 8221 (HR. Bukhori). Hadis Namun terdapat lain derajatnya Juga shahih, Yang mengabarkan bahwa Nabi shallallahu 8216alaihi wa sallam Tidak pernah kencing dengan berdiri. Sebuah Hadis dari Ibunda Aisyah radhiyallahu8217anha. dimana beliau mengatakan, 8220Siapa saja yang mengabarkan kepada kalian bahwa Rasulullah shallallahu alayhi wa sallam kencing dengan berdiri, Maka Jangan percaya.8221 (HR. Ahmad dan Ahlus Sunan). Bagaimana Menggabungkan Dua Hadis Ini Ada beberapa Langkah yang ditempuh para ulama Dalam memahami dua hadis di ATAS. Pertama, Hadis Aisyah di ATAS Tidak Bisa dijadikan Dalil Secara Mutlak untuk larangan kencing Sambil berdiri. Karena Aisyah mengatakan berdasarkan APA yang beliau ketahui ketika Nabi shallallahu alayhi wa sallam berada di Dalam rumah. Ini Tidak menutup kemungkinan bila beliau shallallahu alayhi wa sallam melakukan yang Berbeda di Luar rumah. Sehingga Hadis ini tidak Bisa dijadikan Dalil larangan Secara Umum. Kedua, Dalam Kaidah Ushul Fikih diterangkan, 8220Dalil Yang menyatakan adanya perbuatan, Lebih didahulukan daripada Dalil yang meniadakan.8221 Kabar dari Sahabat Hudzaifah, menyatakan bahwa Nabi pernah kencing berdiri. Adapun keterangan dari Ibunda Aisyah, meniadakan Informasi tersebut. Maka berdasarkan Kaidah ini, keterangan Dari Hudzaifah, Lebih didahulukan daripada hadis Aisyah yang meniadakan. Sederhananya Kita katakan, seseorang yang Tidak mengetahui, Belum tentu Hal tersebut Tidak ada. Karena kesimpulan tersebut berdasarkan sebatas APA yang dia ketahui. Sehingga Tidak menutup kemungkinan, Ada pengetahuan lain Sumber dari lain, yang menyanggahnya. Dalam masalah ini, sahabat Hudzaifah memiliki ilmu, bahwa Nabi shallallahu alayhi wa sallam pernah kencing Sambil berdiri. Jadi, ilmu Hudzaifah ini sebagai sanggahan untuk Ibunda Aisyah yang Tidak mengetahui hal ini. Sehingga disimpulkan bahwa kencing berdiri hukumnya Adalah mubah. Ketiga, mengingat terdapat dua hadis yang Nampak bertolak belakang, dan sama-sama derajatnya shahih, Maka, keterangan dari Ibunda Aisyah tersebut dipahami yang SERING dilakukan Oleh Nabi shallallahu alayhi wa sallam ketika kencing Adalah dengan posisi duduk. Sehingga yang Lebih Utama, kencing dilakukan duduk dengan cara. Disamping posisi ini Lebih aman dari tersebarnya najis, Juga Lebih memudahkan menutupi Aurat. Keempat, Nabi melakukan demikian untuk menjelaskan kepada umatnya, bahwa kencing dengan duduk Adalah anjuran. Bukan perbuatan yang hukumnya wajib. Ibnu Hajar al Asqalani rahimahullah mengatakan, 8220Yang Lebih tepat (perihal Alasan) beliau melakukan demikian (yakni kencing Sambil berdiri), untuk menjelaskan bolehnya kencing Sambil berdiri. Dan Yang Sering beliau lakukan ketika kencing Adalah dengan duduk. Wallahua8217lam.8221 (Fathul Bari 1563). Syaikh Ibnu Baz rahimahullah menerangkan,. (). 8220Tidak mengapa kencing dengan posisi berdiri. Terlebih ketika dibutuhkan. Dengan Catatan, Tempat untuk Buang Hajar tersebut Benar-Benar tertutup. Sehingga tak seorangpun yang Melihat Aurat orang yang kencing tersebut. Selanjutnya, Tidak menyebabkan terkena percikan kencing aria. Dalilnya Adalah riwayat dari Hudzaifah radhiyallahu8217anh, beliau mengatakan, 8220Bahwa Nabi shallallahu alayhi wa sallam memasuki Tempat pembuangan SAMPA Suatu kaum. Lalu beliau kencing dengan berdiri.8221 Para ulama Sepakat akan kesahihan Hadis ini. Akantetapi yang Lebih Afdhal, kencing ITU dilakukan dengan cara duduk. Karena demikianlah yang SERING dilakukan Nabi Shallallahu alayhi wa sallam. Dan ini Lebih menutupi Aurat. Dan Lebih aman dari terkena percikan ari kencing.8221 (Majmu8217 Fatawa Ibnu Baz, 6352). Mengingat dua pertimbangan di ATAS, Maka sebaiknya kencing di lakukan di WC duduk yang tertutup. Karena WC berdiri seperti yang disebutkan Dalam pertanyaan, Tidak aman dari percikan najis dan Aurat Tidak aman Dari pandangan. Wallahua8217lam bis Showab .. Dijawab Oleh Ustadz Ahmad Anshori Anda Bisa membaca artikel ini melalui aplikasi Tanya Ustadz untuk Android. Scarica Sekarang. Dukung Yufid dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR. SPONSOR hubungi: 081 326 333 328 DONASI hubungi: 087 882 888 727 rekening DONASI. BNI Syariah 0381346658 BANK Syariah MANDIRI 7086882242 a. n. RETE Yayasan YUFID

No comments:

Post a Comment